Cinta...Kekasih.. dan Harapan

Cinta.....
Cinta adalah semangat, kesedihan, kenangan,tangisan, keluh- kesah, kenikmatan, canda tawa, sendau gurau, cita-cita, harapan, komitmen, yang yang tumbuh bersemi menjadi satu yang rasanya tak bisa diungkapkan, dibayangkan karena cinta memang tidak untuk dibayangkan tapi untuk dilakoni dan dijalani. Berbahagialah bagi mereka yang saat ini sedang tersentuh cinta, yang masuk ke relung-relung di bilik-bilik hati yang sedang kasmaran.

Cinta.....
terkadang cinta tak bisa di mengerti, di fahami, di kalkulasi, karena watak cinta memang begitu adanya.Datang tak mengetok permisi, pergi tak pernah kembali...hanya sepatah kata, say good bye...

Ramadhan kali ini jauh berbeda dengan tahun lalu, ramadhan kemarin masih ada suara berdering di ujung kabut sana, suara yang memberi semangat, tawa, kadang suara terisak, minta di bangunin saur, sms lucu, pantun yang amburadul.., tapi kali ini , terasa agak ampang, sepi, sendiri, seperti kabut menggelayut di atas lereng ..mendung.., tapi itulah yang harus aku lakoni, lakon yang sedang sendu, karena sang surya pagi pun tertutup awan dan sekumpulan burung-burung yang sedang migrasi ke lain benua, mungkin sedang mencari cinta di sana, cinta yang sedang berlayar mengarungi bahtera, menembus pekatnya badai di tengah samudera.

Cinta seperti dua sisi koin...terkadang laksana pelangi sore dengan rayuan seribu warnanya, penuh gairah, semangat, merasa sanggup menaklukkan gunung alpen, sanggup berenang menyeberangi atlantik, tak gentar menantang jaman, jumawa di hadapan tiran, api yang tak pernah padam, angin yang tak lelah berhembus, bintang yang tak bosan berkedip, matahari yang memberi semangat hidup pada cemara-cemara tua di lereng lawu.

Tapi terkadang cinta....adalah pekatnya malam, sesaknya nafas, panasnya air kawah, dinginnya air kutub, lunturnya semangat, pudarnya warna, suramnya muka, patahnya anaknya panah, dinginnya jiwa, hilangnya kestaria...hanya tinggal sang pengecut..,gelapnya masa depan, hitamnya awan mendung, hilangnya sang mentari, datangnya keluhan, keluh-kesah bagai makanan sehari-hari, jiwa yang merana,dendam membara, meredupnya pelita.

Namun itu hanyalah sebagian drama yang harus aku lakoni, karena cinta adalah penyatuan dua ego yang berbeda, yang dimasukkan kotak cinta penuh api asmara yang diharap ketika keluar dari kotak dapat keluar dengan dua garis yang searah, bukan dengan dua garis yang berlawanan.
Kalau prinsip dan konmitmen sudah dua arah, utara dan selatan...kapan akan menyatu, ga ketemu-ketemu..., akhirnya cinta kan pergi ke dua arah, bukan ke satu titik. Masing-masing akan mencari cintanya lagi...

Aku berharap...Ramadhan ini gemericik air cinta akan membasahi wajahku, agar dapat merasuk kedalam kulit-kulit melalui poro-pori asmara. Semoga sang lentera pagi memberi cahanyanya tuk membidas awan-awan mendung kelabu agar langit yang biru cerah dapat berseri dan tersenyum kembali. Amin....
Label: 0 komentar | | edit post

Semangat..

Semangat adalah air yang senantiasa mendidih, deru ombak yang selalu nyaring, dan kegigihan yang luar biasa. Ialah yang melakukan lompatan ke puncak dan terbang ke tempat tertinggi.

Semangat adalah hati yang penuh gairah, jiwa yang penuh rindu, dan cita-cita yang tinggi. Ia mampu membawa pemiliknya mengembara walaupun dia sedang tinggal di rumah, dan membawanya berjalan-jalan walaupun dia sedang diam.

Belajarlah untuk selalu berlomba. Bersegeralah, sekali lagi bersegeralah, sebab siang dan malam dapat melapukkan Anda, tanpa Anda sadari.

Jalan sepanjang satu mil dapat ditempuh walau selangkah demi selangkah. Kura-kura dapat mengalahkan serigala dalam lomba lari, karena sang kura-kura...meskipun lambat jalannya..terus berjalan, sedangkan serigala...meskipun cepat larinya...bersantai ria dalam perjalanan.

Tali meninggalkan bekas di batu karena terus mengikatnya. Gunung beralur-alur karena air terus mengalirinya. Orang yang kukuh, akan tumbuh berkembang.

Wahai orang yang berotak cerdas dan paham akan kata-kata, janganlah engkau mendekam saja di kamar. Burung-burung meninggalkan sarang untuk mencari rejeki, kadal keluar dari lobang untuk mencari makan, sedangkan Anda, apa yang Anda tunggu?

Bangkitlah segera ke gelanggang pekerjaan, singkirkan waktu lowong, dahului roda jaman, dan bergabunglah bersama orang-orang yang rajin.

Berjalanlah dengan cepat, sebab di belakangmu maut memburu
Tiada tempat untuk berlindung darinya atau untuk menghindarinya

Adalah sunnatullah bahwa pohon-pohon bertumbuhan, bunga-bunga bermekaran, dan planet-planet bertebaran. Karena itu, cercalah orang yang hanya mendengar dan melihat semua itu, namun tunduk kepada nafsu amarahnya, sehingga dia tidak bekerja demi dunia atau akhiratnya, dan selalu mengantuk, sehingga siang baginya sama saja malam.

Semua manusia sama saja rupa, daging, dan darahnya. Satu-satunya yang membedakan mereka adalah semangatnya, sehingga salah seorang di antara mereka ada yang setara dengan seribu manusia.

Ketika Rasulullah saw diberi pilihan antara dunia dengan akhirat, beliau memilih akhirat dengan mengatakan, " Yang kupilih adalah tinggal di sisi Sang Mahatinggi."1 Beliau mengajari kita mengejar Firdaus yang paling tinggi. Abu Bakar bertanya, " Adakah orang yang dipanggil dari kedelapan pintu sorga?" Beliau menjawab," Ada, dan kuharap engkau salah satu dari mereka."2 Dan Abu Bakar pun meraih hal itu karena semangatnya yang tinggi, rajin sholat, berpuasa, berdzikir, dan mengifakkan harta.

'Umar ibn al-Khatab ra tidur sedikit sekali di malam hari. Beliau mengatakan, " Jika aku tidur di siang hari, rakyatku akan sengsara, dan jika aku tidur di malam hari , jiwaku akan merana."

'Ustman ibn 'Affan ra membeli jiwanya dari Allah berkali-ali.

Dunia ditawarkan kepada 'Ali ra, tapi beliau menolaknya dan mencukupi diri dengan memakan roti kasar serta baju yang sederhana.

Ketika Masruq beribadah haji, beliau tidak tidur kecuali dalam keadaan sujud.

Sa'id ibn al-Musayyab3 selalu datang ke masjid sebelum adzan dan tidak pernah ketinggalan takbiratul ihram selama 60 tahun.

Ada ulama yang membagi malamnya menjadi tiga bagian, sepertiga untuk tidur, sepertiga untuk tahajud, sepertiga lagi untuk mengkaji ilmu.

Ibnu 'Uqail al-Hanbali menulis kitab al-Funun setebal 700 jilid pada waktu-waktu senggang dan al-Mazani membaca Risalah asy-Syafii sebanyak 500 kali.

Ada ulama yang membaca ulang Shaih al-Bukhari berpuluh-puluh kali.

An-Nawawi4 tidak tidur kecuali seperlunya.

'Atha ibn Abi Rabah5 menuntut ilmu di Masjidil Haram dan tidur di sana selama 30 tahun. Dan Jabir ibn 'Abdullah ra menempuh perjalanan sebulan penuh dari kota Madinah ke kota Arisy di Mesir hanya demi mencari satu hadist.

Betap agung dan mulia semangat mereka.

Jangan terus mencerca mereka, yang bukan bapak moyangmu
Tapi jika kau bisa, isilah tempat yang dulu telah mereka isi

Seseorang ditanya, " Mengapa kau lakukan pekerjaan hina ini?"
Dia menjawab, " Karena semangatku telah luluh."

Seorang ahli hikmah berkata ," Nilai manusia terletak pada semangatnya, bukan pada jumplah harta yang dimilikinya."

Singa tidak memakan binatang lain selain setelah mangsanya itu berhasil ditundukkannya, sedangkan babi memakan benda-benda yang kotor dan busuk sehingga dagingnya diharamkan.

Hasil buruan dari anjing pemburu yang terlatih boleh dimakan, sedangkan hasil buruan dari anjing yang tidak terlatih tidak demikian.

Orang-orang bertanya kepada Hatim6, " Mengapa kau hambur-hamburkan harta?"
Dia menjawab, " Demi nama baik."

Oang-orang bertanya kepada Antarah7, " Bagaimana kau kalahkan musuh?"
Dia menjawab, " Dengan bersabar sejenak."

Jika fajar merekah, keuntungan terlihat berbeda dari kerugian. Orang yang shalat malam, bertahajud, akan penuh semangat, berjiwa ceria, berhati gembira, dan mendapatkan banyak pahala. Sedangkan orang yang terlelap sepanjang malam, jiwanya akan kotor, malas, tidak mendapat ganjaran apa-apa, dan dipenuhi kesuraman. Para pemalas tidur sangat lama, namun itu tidak membuat badan mereka lebih sehat dan agama mereka lebih baik.

Shalatlah, bertasbihlah, bacalah buku, merenunglah, atau lakukanlah kebaikan apa saja, sebab matahari umur telah bersinar di puncak-puncak pohon, dan di dalam kuburan nanti tidak ada lowongan pekerjaan, tidak ada perpustakaan untuk membaca. Allah SWT berfirman, " Dan mereka dihalangi dengan apa yang mereka ingini." ( QS. Saba:54)

Kerlingkan mata ke pekuburan
betapa banyak pemberani yang berbaring di sana


Di dalam perut bumi terkandung banyak rahasia dan banyak cerita, seakan-akan ia mengatakan, " Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal." (QS. al-Baqarah:197)

-----------------

1. Shahih al-Bukhari, hadist no. 4436, 4438, 6509 ; Shaih Muslim, hadist no. 2444
2. Shahih al-Bukhari, hadist no. 1897, 3666; Shaih Muslim, hadist no. 1027
3. Sa'id ibn al-Musayyab al-Qurasyi al-Makhzumi (w. 94H/712 M). Satu dari tujuh ahli fiqih Madinah yang dijuluki " Tuan Kaum Tabiin"
4. Yahya ibn Syarf an -Nawawi (w.676H/1277M) ahli hadist dan menguasai banyak cabang ilmu, menulis banyak buku, diantaranya al-Arba'in an_Nawawiyah, Tahdzib al-Asma', dan Riyadh ash-Shalihin.
5. Atha ibn Abi Rabah (w.114H/732M), salah satu seorang Tabiin yang masyur, menjadi mufti di Makkah.
6. Hatim ath-Thai (w.605H) Penyair Jahiliah, masyur dengan keberaniannya dan kedermawananya.
7. Antarah ibn Syaddah al-Habsi (525-615M), penyair dan kstaria Jahiliah kondang. Qasidahnya masuk al-Mu'allaqat, terkenal dengan keberaniannya dalam peperangan, kisah cintanya dengan Ablah juga sangat terkenal.

* Silakan Terpesona

'Ibrah

Terlihat seekor kupu-kupu berusaha keras keluar dari selubung kepompongnya, sudah beberapa saat lamanya kupu-kupu itu berjuang, bergerak kekanan dan kekiri sehingga kepompong yang menggantung di dahan itu bergoyang-goyang, tapi kupu-kupu itu belum lepas juga dari selubung kepompongnya. Kupu-kupu itu berhenti sejenak, nampaknya sudah kepayahan.

Sementara seorang laki-laki yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik kepompong itu nampak penasaran, tidak sabar untuk segera menyaksikan kupu-kupu keluar dari selubung kepompongnya dengan sayap mengembang memamerkan keindahan corak warna tubuhnya.

Karena merasa kasihan atau ketidaksabarannya, dengan maksud baik ingin membantu kupu-kupu itu untuk segera keluar dari kepompongnya dan terbang bebas menari-nari di udara, laki-laki itu memutuskan untuk memotong dan membuka selubung kepompong itu, lalu nampaklah kupu-kupu itu keluar dengan tubuh tambun dan sayap yang kecil mengerut.

Orang itu mengamati beberapa saat dengan seksama, menunggu perubahan yang akan terjadi pada kupu-kupu itu. Tapi apa lacur, setelah beberapa saat ditunggu ternyata kupu-kupu itu tak berubah, sayapnya masih kecil mengerut dengan perut tambunnya. Akhirnya kupu-kupu itu hanya bisa berjalan mondar-mandir kesana-kemari tanpa bisa terbang seperti teman-temannya.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi?

Seperti yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, terkadang kita merasa sudah benar dan seratus persen yakin dengan tindakan kita, walau itu kita lakukan tanpa ada secuilpun ilmu dan sekedar pengetahuan untuk melandasi tindakan kita. Baru setelah terjadi, terkadang kita baru sadar bahwa kita melakukan kesalahan, entah besar atau kecil, tapi itu tetaplah suatu kesalahan.

Terkadang kita memaksakan suatu kehendak kepada orang lain, karena kita punya kuasa. Kita menyodorkan keinginan-keinginan kepada anak-anak kita walaupun sang anak enggan, tapi kita terus memaksa akhirnya sang anak dengan hati dongkol, jidat mengerut, mulut monyong maju, dan segala bahasa tubuhnya yang menyatakan ketidak setujuannya.

Kita memaksakan, menyuruh, mendekte, mengarahkan sesuatu kepada anak-anak kita tanpa melihat kemampuan, dan minat sang anak. Yang terjadi hanyalah pemaksaan ego sang ortu demi keinginan, cita-cita, gengsi, dan segala angan-angannya, Tanpa dilandasi ilmu yang cukup tentang mendidik anak, ilmu parenting, cuma beranggapan bahwa yang kita lakukan itu baik, baik bagi sang anak, demi masa depannya, tapi itu dari kacamata sang ortu. Kalau sudah begitu kita hanya tinggal menunggu saat-saat malapetaka terjadi.

Seperti yang terjadi pada sang kupu-kupu, kalau seandainya laki-laki itu bersabar sejenak dan tahu sedikit ilmu tentang proses perubahan sang kupu-kupu maka kupu-kupu itu akan selamat menjalani proses metaformosanya. Kupu-kupu akan dapat terbang lepas mengarungi angkasa luas, bukan menjadi kupu-kupu yang aneh dengan tubuh tambun dan sayap kecil mengerut yang hanya bisa berjalan mondar-mandir tanpa bisa terbang. Karena memang proses metaformosanya belum sempurna, cairan-cairan tubuhnya belum semua mengalir ke sayap-sayapnya, sehingga yang terjadi adalah kemalangan bagi sang kupu-kupu.

Kebaikan hati lelaki itu ternyata berubah menjadi bencana, mimpi buruk, tragedi bagi kupu-kupu. Ternyata maksud baik saja tak cukup untuk menjadi kebaikan itu sendiri. karena melakukan sesuatu walau kelihatan hanya masalah sepele, tanpa dilandasi ilmu dan pengetahuan yang cukup ternyata bisa berakibat fatal.

Oleh sebab itu, dalam Islam ilmiu mempunyai kedudukan yang sangat agung. Wahyu yang pertama kali turun-pun mengajarkan umat untuk membaca, membaca segala yang tersurat maupun yang tersirat dari wahyu Illahi demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Karena semua ciptaan Allah itu mempuntai rahasia dan hukum-hukum sendiri. Kalau alam semesta ini tak ada hukum yang mengaturnya, tentu alam akan tercerai berai.

Semoga di bulan Ramadahn ini, kita bisa menjumput seikat ilmu, bisa menambah pengetahuan, mengikis ketidaktahuan kita sedikit demi sedikit, mengasah otak untuk terbiasa merenungi ciptaan Sang Maha Pencipta, mempelajarinya karena Allah tak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

Kalaulah kita hanya mempunyai ilmu, dengan sedikit harta, maka itu akan lebih baik daripada mempunyai harta setinggi gunung semeru tapi otak kosong, hati keras, tabiat dan perilaku jauh dari tuntunan ilmu, karena punya kekuasaan yang super power tapi jauh dari tuntunan dan landasan ilmu maka hanya akan menyengsarakan diri, dan orang lain, hanya akan membuat kerusakan, pembinasaan, pemusnahan, kebodohan yang akut, dan hanya akan menghilangkan nilai fitrah manusia itu sendiri, karena sejak peertama kali Adam diciptakan-pun Allah sudah membekalinya dengan ilmu pengetahuan tentang hal-hal disekitarnya yang bahkan Malaikat-pun tidak tahu.

Itulah salah satu pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa tersebut, salah satu..? Ya. Karena mungkin kita akan dapat memetik ribuan bahkan jutaan pelajaran dari peristiwa yang dialami sang kupu-kupu itu.

Semoga kita setiap hari mendapatkan ilmu yang baru, ilmu yang berguna, berguna bagi diri, orang lain bahkan bagi alam semesta. Karena kalau umur kita berkurang tiap menitnya tapi pengetahuan kita tak bertambah malah berkurang, karena sudah tak peduli lagi, maka rugilah kita. Karena menuntut ilmu itu dimulai dari perut ibu sampai masuk perut bumi, ga ada kata untuk berhenti.

" Robbi zidni 'ilma...Ya Allah, tambahkanlah ilmuku." ( QS. Thaha : 114 )
Semoga Allah senantiasa menuntun kita untuk menjalani kehidupan kita agar dapat selamat dunia dan akhirat. Amin..!

Maaf...Aku tak Tergoda...

Hari ini hari pertama puasa, tapi rasanya sama saja situasinya sama hari kemarin, tak memperlihatkan tanda-tanda bahwa hari ini sedang puasa Ramadhan, maklumlah di Bali. Terasa Ramadhan pas sholat tarawih saja, rasanya kayak tarawih di kampung halaman, masjid penuh sesak, nampak wajah-wajah ceria dengan kain sarung, baju koko, songkok warna-warni, jilbab putih nampak lalu lalang berkibar di terpa angin malam, semua nampak semangat menyambut bulan Ramadhan.

Tapi kalau siang hari, kayak tadi siang, ketika lewat di Jl. Kartika Plasa, Kuta, nafas Ramadhan nyaris tidak tampak, bahkan boleh di kata memang tak ada, orang-orang duduk di pinggir jalan dengan asyiknya menyantap makanan, minum es degan, bule-bule malah mulutnya asyik menyeruput es krim ditangan...tadi ketika mereka menyeruput es krim, kayaknya mak cles...lewat tenggorokan, ger tenan...tapi cuma di hati lho, tak batin wae.

Warung-warung pinggir jalan pun nampak ramai, walau kelihatannya yang jualan juga muslim, di buka penuh, beda dengan di jawa. Bule-bule berlalu lalang dengan pakaian super minim...terbiasa irit bahan kali, he3...ya itu , namanya juga Bali, terserah lo aje mau ngapain, ndak ada yang akan buang lo ke laut...

Itu salah satu godaan kali... tapi itu godaan yang biasa aja, gak berat, mudah di hadapi, mudah dilewati, yang berat mungkin dari dalam diri kali... berat tuk melepas ego yang maunya sendiri, merasa tinggi hati, sulit merendah, di kritik gampang marah, dikasih tahu ngedumel, merasa benar sendiri, paling tahu, padahal cuma sedikit ilmu yang diketahui, paling ganteng...sekomplek kali..itupun karena sekomplek mudik semua, tinggal Ia sendirian..

Kalau masih hari pertama gini biasanya memang masjid masih pol, meluber sampai jalan, kalau pulang ribet nyari saldal yang dah pindah tempat, untung gak ilang, parkiran penuh, kotak amal masih kisaran satu jt lebih, semangat ke masjid masih mengebu-ngebu.

Semoga itu bisa terus bertahan sampai akhir Ramadhan, tapi seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya...puasa memasuki minggu kedua, jama'ah mulai maju kedepan, suara riuh orang berangkat ke masjid berlahan mulai hilang, sandal-sandal gak lagi ribet dicari karena tinggal sedikit, kotak amal cuma kisaran lima ratusan rb, semua sudah mikiran mudik, bahkan sudah banyak yang pulang kampung, ingin menghabiskan separoh Ramadhan dikampung halaman, akhirnya masjid pun terasa longgar...

Ya..begitulah Ramadhan di perantauan, penuh warna-warni, tapi menjadi bumbu-bumbu kehidupan, menjadikan hidup penuh warna kayak warna-warni hidangan berbuka puasa. Semoga aja Ramadhan kali ini penuh berkah, mendapatkan berjuta pahala, dosa-dosa yang telah lalu terampuni...menjadi diri yang Fitri di akhir Ramadhan nanti. Amin Ya Robbal'alamin.
Label: 1 komentar | | edit post

Marhaban Yaa Ramadhan

Tak terasa satu tahun telah terlewati, bulan ramadhan yang penuh rahmat kembali menyapa, menyapa siapa yang merindukannya, merindu untuk bermesra sepanjang bulan bersama, untuk menikmati bulan yang penuh dengan ampunan, ampunan yang ditunggu para hambanya yang sadar bahwa dosa-dosanya tiap hari bertambah, bertambah, dan bertambah, bahkan jikalau dosa itu tampak berwujud dihadapan kita, mungkin tubuh akan bergetar ketakutan, atau menggigil sampai pingsan.

Kucoba tenggok ke belakang, mungkin barisan dosa-dosa ku panjang tak terlihat ujungnya, saking panjangnya, dan amal-amal ku mungkin hanya tiga baris di belakang, terkadang hati bergidik, tubuh bergetar, jiwa merana, keringat keluar bagai butir-butir jagung yang jatuh dari tonggolnya, kalau kuingat betapa sedikit amal yang telah aku perbuat, betapa banyak deret dosa yang telah berbaris menunggu saat perhitungan. Aku berdo'a kepada Sang Pencipta Makluk, semoga selama satu tahun ini, apa yang telah aku jalani dalam kehidupanku, dalam menjalani tugas dan kewajiban sebagai seorang hamba yang menghamba kepada Sang Tuannya, mendapat penilaian yang baik di mata Sang Tuan, bukan penilaian yang bernilai E, apa jadinya kalau nilai-ku E, betapa banyak kesalahan yang telah aku perbuat kepada Sang Tuan Kehidupan, betapa aku telah membuat-Nya murka, murka kepada hambanya yang tidak taat menjalankan semua perintahnya.

Karena Allah Swt. sangat luas samudera ampunannya, karena Maha Pengampun adalah sifatnya, maka dengan ampunan-Nya lah para hamba masih punya asa untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah terjadi kemarin, atau mungkin satu bulan yang lalu, satu tahun yang lalu atau bahkan bertahun-tahun yang lalu, sepanjang kehidupannya yang telah lewat. Karena ampunan Allah mendahului murkanya, dan ampunan hamba akan diterima, jika bertobat dengan sebenar-benar tobat, sebelum ajal membawa nafas terakhir.

Inilah kesempatan yang baik untuk memperbaiki kesalahan dan dosa yang lalu, mencoba introspeksi pada diri, menggapai berjuta untaian janji Allah yang diberikan kepada kaum mukmin untuk senantiasa berharap dan penuh semangat menyambut bulan yang penuh pahala kebajikan, pahala yang dilipatgandakan nilainya untuk menjadi bekal di hari perhitungan amal nanti.

Maka di bulan yang suci ini, aku berharap dapat melakukan yang terbaik yang dapat aku lakukan untuk bulan Ramadhan ini. Dapat berbuat maksimal untuk menumpuk pahala, pahala yang akan dibawa ke alam akhirat nanti, karena semua harta, benda, keluarga , jabatan, kekasih, dan semua yang dimilikinya di dunia akan tetap tinggal tak akan menemaninya pulang ke alam keabadian, hanya sebutir-dua butir pahala yang akan menemani di tempat sunyi, sepi sendiri, gelap, sempit walau kanan-kirinya tampak berjejer rekan, teman, sahabat, handai taulan, tetangga, sampai orang yang tak di kenal pun nampak rapi berbaris di samping kita.

Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari pada tahun kemarin, puasa pun bisa lancar tanpa kendala yang berarti, sholat tarawih mulus tanpa bolong-bolong karena kantuk kekenyangan, sholat tahajud bisa pol sebulan penuh, bukan kadang-kadang karena males sudah berselimut rapat, khatam Al-Qur'an, dan amalan sunat lainnya.

Walau semua itu harusnya dilakukan bukan pada bulan Ramadhan saja, tapi kalau di bulan biasa kadang-kadang banyak bolongnya, banyak malasnya, banyak lupanya, dan banyak alasan lainnya yang menjadi kata pembenaran bagi sang hamba, tapi bukan bagi Sang Pencipta.

Harapan-ku, semoga bulan Ramadhan tahun ini menjadi awal untuk tetap teguh menjalankan perintah-Nya, mencintai-Nya, merindukan-Nya, karena kalau seorang kekasih telah jatuh cinta kepada sang pujaan hatinya, maka ia akan rela melakukan apa saja yang diperintahkan, yang diminta, dan yang dilarangnya, demi sang kekasih. Demikian juga kalau sang hamba sudah mencitai Sang Pencipta, merindukan-Nya, maka ia akan dengan senang hati, penuh kegembiraan, tanpa ada paksaan, tidak menunda-nunda tapi dengan penuh semangat akan menjalankan semua perintah-Nya.

Akhirnya kan-ku songsong bulan yang penuh rahmat dan barokah ini dengan hati gembira, penuh dengan harapan-harapan, penuh suka cita, dan sejuta niat untuk memperbaiki kwalitas kehidupan yang telah aku jalani, agar tahun ini lebih baik dari tahun yang telah lewat. Marhaban Yaa Ramadhan...

Mbah Atmo

Mbah Atmo, begitulah orang-orang memanggilnya. Sebuah nama yanh khas, nama yang mencirikan bahwa pemiliknya seorang yang berasal dari tempo dulu, alias oldies. Karena nama itu jaman sekarang katanya kurang keren, sudah jadul, tapi kupikir itu nama yang cukup oke kalau di pakai anak jaman sekarang karena tak akan ada kembarannya. Sebab sudah tidak ada lagi yang memakainya. Kalau dengar nama Atmo sudah otomatis tahu kalau itu...wis mesti wong jowo. Padahal kalau dikombinasikan sama nama asing nampaknya bagus juga...sperti Steven Atmo, Atmo Glucevig, Atmo Magandhi, atau Atmo Teves.

Tapi aku tak mempersoalkan nama itu, karena yang punya nama itu senang-senang saja, tak ada yang salah dengan nama itu apalagi sudah pakai nasi merah segala waktu kasih nama itu. Mbah Atmo...aku mengenalnya beberapa bulan yang lalu, kebetulan sering ke pasar Klewer Solo. Mbah Atmo kantornya memang di psar Klewer, karena Ia memang berjualan disitu, jualan jajan pasar seperti wajik, jenang, krasian, tahu bacem, klepon dan sebangsanya.

Seperti orang Solo kebanyakan, khususnya yang sudah berumur atau sudah tua, mbah Atmo juga memakai jarit batik, yang nampaknya juga sudah tua. Dengan duduk menghadap tampah* yang diletakkan diatas tenggok atau senik** sambil bersandar pada tembok pasar Klewer yang sudah kusam, mbah Atmo menjajakan dagangannya, sambil diselingi guyonan dengan teman di kiri kanannya, nampak mbah Atmo sangat menikmati pekerjaannya, walau hasilnya hanya cukup untuk keperluan pokok saja, membeli beras, minyak tanah, dan lauk-pauk sekadarnya. Wajah mbah Atmo selalu sumringah, secerah langit fajar di ufuk timur, selalu semangat, walau pulang dan pergi hanya berjalan kaki di atas tapak kaki yang sudah renta itu.

Kalu ngobrol, tak ada habisnya. Bahan obrolannya ada saja, kebetulan mbah Atmo pintar bercerita, cerita apa saja mulai dari masa kanak-kanaknya di masa penjajah Belanda yang senang bermain wayang suket bersama teman sebayanya sambil angon kerbau sampai jaman Solo modern sekarang ini.

Mbah Atmo tinggal sendiri, menempati rumah yang tak seberapa besar di daerah baluwarti Solo. Menurut cerita mbah Atmo, sebenarnya sama anak-anaknya sudah dibujuk supaya tinggal bersama salah satu anaknya, kebetulan anaknya sudah berhasil semua, yamg tertua jadi guru SD di daerah Boyolali, yang kedua jadi karyawan di Jakarta, dan yang bungsu bekerja di Kalimantan, tapi mbah Atmo menolaknya karena masih ingin tinggal dirumah yang sudah puluhan tahun ditempatinya, yang mempunyai ribuan untaian kenangan, baik suka maupun duka, tapi yang terpenting kata mbah Atmo, Ia ingin tetap bekerja selama masih diberi kekuatan oleh Yang Maha Kuasa, tak ingin berpangku tangan menunggu bantuan orang lain walaupun itu anaknya sendiri. Mbah Atmo punya prinsip selama masih bisa berbuat, maka berbuatlah semampumu jangan menyia-nyiakan apa yang telah di berikan oleh Allah, karena bekerja adalah ibadah dan ibadah tak ada kata untuk pensiun. Seperti jawaban Imam Ahmad ketika ditanya orang, kenapa engkau tak istirahat barang sebentar saja, jawabnya istirahat tempatnya hanya di surga.

" Klepon? pun telas nak."
" Kantun bacem, jenang, kaleh nogosari."
" Nopo ngersakke nogosari?" imbuh mbah Atmo, ketika kutanya tentang kleponnya yang memang jadi jajanan favoritku. Akhirnya aku pun jadi asyik gobrol sama mbah Atmo.
" Mbah Atmo teng masjid riyen, nak, bade sholat dhuhur."
" O..inggih mbah, keleresan, kulo inggih dereng sholat, monggo sareng mbah." ajak-ku.

Masjid Gede Solo memang letaknya tak jauh dari pasar Klewer, cuma menyeberang jalan, tepatnya di depan pasar. Masjid yang sudah berumur ratusan tahun dan berastitektur jawa ini memang jadi tempat favorit untuk beristirahat sehabis sholat, apalagi bagi orang-orang yang berasal dari luar kota, setelah seharian belanja di pasar Klewer, merebahkan diri sejenak di masjid menjadikan rasa lelah pun hilang, apalagi di tambah semilir angin, kadang-kadang rasa kantuk pun tak tertahankan.

Terkadang di masjid pula aku dan mbah Atmo bisa ngobrol lama sekali, banyak yang jadi bahan obrolan. Tentang keseharian, masa kecil, keluarga sampai masalah agama pun ternyata mbah Atmo sangat mumpuni. Aku sangat kagum, ternyat pengetahuan agamanya sangat dalam sekali...aku jadi agak heran karena biasanya orang-orang seumuran mbah Atmo ini unsur kejawennya sangat kental sekali, tapi mbah Atmo tidak sama sekali. Mbah Atmo menjalankan kehidupannya tanpa ada unsur kejawennya sama sekali, seperti biasa yang dilakukan oleh masyarakat yang sering ngalap berkah di keraton pada saat-saat tertentu, misalnya pada bulan suro.

Aku baru tahu seminggu yang lalu, kalau ternyata mbah Atmo ini ternyata Hafidzah atau hafal Al-Qur'an, sungguh luar biasa. Kalau dilihat dari penampilannya yang sangat sederhana itu orang tak akan mengira kalau ternyata mbah Atmo punya sesuatu yang luar biasa. Terkadang penampilan memang sering menipu, karena orang sering memandang hanya dari kulit luarnya saja tanpa mau melongok isi dalamnya. Padahal kulit luar iru terkadang hanya sekedar topeng yang dipercantik, hanya untuk menutupi tabiat aslinya. Keluarga mbah Atmo memang berasal dari keluarga yang taat agama, ayahnya seorang Naib atau penghulu agama di jaman penjajah Belanda dulu, dan sejak kecil mbah Atmo oleh orang tuanya sudah di pondokkan di pesantren, jadi tak heran kalau ilmunya cukup mumpuni.

Maka sejak beberapa bulan yang lalu, mbah Atmo sudah aku anggap sebagi orang tuaku sendiri, seorang sahabat disamping seorang guru tentunya. Karena aku bisa belajar banyak dari mbah Atmo, dan kadang-kadang jadi pemompa semangatku kalu lagi punya masalah, karena petuah dan nasehatnya tak kalah dari pak Dadang Hawari. Cara mbah Atmo memberikan solusi, memberi nasehat, membakar semangat ketika aku sedang gundah atau di rundung masalah, mengalir secara alami tanpa bermaksud menggurui, seperti seorang kekasih yang memberi semangat kepada pujaan hatinya, dengan penuh perasaan tanpa dibuat-buat, tulus dari hati terdalam.

Tapi kemarin, ketika aku bermaksud membeli kleponnya , ada kabar dari teman-teman mbah Atmo, seminggu yang lalu mbah Atmo sudah berpulang ke hadirat Illahi, menghadap kepada Yang Maha Kuasa. Innalillahi wa innaillahiroji'un. Aku kehilangan sosok seorang sahabat, orang tua sekaligus seorang guru. Sosok yang selama ini telah banyak berjasa kepadaku, seorang nenek yang sederhana namun di balik yang sederhana itu tersimpan sesuatu yang luar basa. Seorang tua yang menjalani kehidupan yang diberikan oleh Sang Pencipta dengan sikap tawadhu. Menjalani kehidupan seolah-olah sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk hidupnya, seperti yang diajarkan oleh Nabi akhir jaman Muhammad SAW. dan para sahabatnya, bahwa hidup didunia ini hanyalah sementara, bagai seorang musafir yang sedang istirahat sejenak sebelum menempuh perjalanan ke tempat tujuan yang sebenarnya.

Walau kita di pertemukan hanya beberapa bulan, tapi itu sudah cukup bagiku untuk menimba pengetahuan dari mu, untuk membuatku lebih tahu tentang makna hidup di dunia ini agar nantinya dapat bermanfaat untuk hidupku di dunia dan akhirat.

Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik bagi ambanya yang beriman, surga Firdaus. Tempat yang penuh kenikmatan, tak ada duka lara, tak ada wajah-wajah tua yang ada hanyalah wanita-wanita dan laki-laki muda yang gagah, elok rupawan, dan wajah mbah Atmo yang keriput pun tak ada lagi, hanya wajah mbah Atmo muda yang rupawan, bintang sinetron pun tak dapat dibandingkan dengannya.

Selamat beristirahat di tempat keabadian mbah Atmo, karena tempat istirahat adalah di surga, dansemoga kau disana tersenyum puas, penuh kegembiraan. Aku akan selalu mengenang-mu dan mendo'akan-mu. Selamat jalan mbah Atmo.

Sragen, Agustus 2009

Tampah* = sejenis nampan dari anyaman bambu, berbentuk bulat besar.
Tenggo atau Senik** = sejenis keranjang dari anyaman bambu.
Label: 1 komentar | | edit post

Belajar Bersyukur...

Memang sudah menjadi tabiat manusia untuk selalu mendapat yang lebih , tak kan puas dengan apa yang sudah didapat. Dapat satu, kurang dua..dapat empat, kurang enam dan seterusnya. Keinginan yang tak ada ujungnya pemberhentiannya, kecuali dengan berhembusnya nafas perpisahan dengan kenikmatan dunia.

Terkadang kita memang harus menentang keinginan-keinginan kita yang kadangkala hanya menjadi beban pikiran kita, walau terkadang terasa berat bagi kita. Karena semua hal tak mungkin harus kita dapatkan, terkadang yang sedikit itu lebih baik bagi kita dari yang banyak.

Kalau sedang stres, jenuh, pusing, marah-marah karena tak punya uang untuk beli barang baru yang mahal, karena isi dompet yang menipis padahal baru awal bulan, atau keinginan kemarin yang tak kesampaian. Aku terkadang jalan-jalan keluar, jalan kaki melewati pasar-pasar tradisional, bukan pasar modern ( mall)... karena kalau jalan-jalan di mall, dijamin akan tambah pusing... , lewat gang-gang kampung. Disana mungkin akan kita lihat keadaan yang tak jauh berbeda dengan kita, atau mungkin lebih buruk dari kita tapi mereka enjoi saja dengan kehidupan mereka, tak ada keluh kesah dengan keadaan. Mereka menjalani kehidupan dengan penuh semangat, menjalani hari ini dengan ikhlas tanpa menghiraukan hari esok yang masih misteri, karena hari esok hanya milik yang melihatnya esok hari.

Bandingkan dengan kita yang mungkin cuma kekurangan uang sesekali saja, tidak setiap hari...dilemari pakaian masih berjejer puluhan pakaian, bisa ganti tiap hari, masih punya handphone yang jutaan harganya, punya tv, komputer dan sebagainya.
Tapi masih berkeluh kesah dengan keadaan dirinya, masih merasa kekurangan, kurang pede karena wajah pas-pasan, karena sepeda motor yang itu-itu saja, mobil yang sudah delapan tahun tak ganti, rumah yang terasa mulai sesak,terasa kecil sekali (..karena dibandingkan dengan rumah-rumah mewah di sinetron yang kita lihat..)

Betapa kontras keadaan ini, yang tak punya sudah merasa cukup, yang punya banyak merasa kurang dengan yang banyak itu...Mungkin yang bisa kita lakukan adalah belajar bersyukur dengan apa yang ada pada diri kita, belajar untuk memahami kehidupan, belajar untuk menjalani hidup yang bahagia.

Jika kita menginginkan kebahagiaan, belajarlah puas dengan bentuk tubuh yang Allah berikan. Terimalah dengan rela status sosial, suara, tingkat pemahaman, dan pemasukan kita. Jadi nilai kita terletak pada bakat, amal soleh, sumbangsih dan akhlak kita. Jangan berkeluh kesah karena minimnya ketampanan, harta benda, dan keluarga yang kita miliki. Terimalah pemberian Allah dengan senang hati, niscaya kita pasti menjadi orang terkaya. " Kami telah menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. ( QS. Az_Zukhruf(43) : ( 32 ).

Atau cobalah sesekali masuk rumah sakit ( bukan karena sakit..), walau cuma jalan sebentar melihat keadaan penghuninya, atau duduk sebentar merenung, atau mungkin bersyukur karena keadaan kita pada hari ini sehat-sehat saja. Karena rumah sakit adalah rumah yang sarat dengan rintihan, aduhan, tangisan dan ratapan akibat kesakitan, kepedihan, kecelakaan dan malapetaka. Ia dapat mengingatkan kita kepada betapa indah dan mahalnya harga kesehatan. Walau seandainya kita tak punya apa-apa, tapi kalau kita sehat rasanya sudah cukup, karena kalau kaya tapi sakit kita tak akan dapat menikmati kekayaan kita, atau malah kekayaan kita habis hanya untuk berobat.

Tapi sayang betapa sedikitnya dari kita yang telah pulang dari mengunjunginya atau pulang keluar darinya yang menyadari nikmat Allah tersebut. Sepulang dari rumah sakit, kita seperti lupa akan nikmat kesehatan itu dan tak pernah bersyukur kepada pemberian-Nya.

Ya Allah, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang pandai bersyukur kepadanya-Mu.

Keterasingan Abu Dzar

Air mata zuhud membisu di pipi
dalam gemuruh gerincing genta hati

Duhai siapakah dikau
apa yang mengganjal di bilik-bilik hatimu?

Mengapa air matamu bercucuran?
rupamu seperti upacara kematian

Gurat-gurat zuhud di wajahmu
telah memupus habis semua cerita masa lalu itu

Duhai kekasih, ada apakah?
dengan yakin telah kutekadkan hijrah

Aku jemu dan ingin istirahat
kota membuatku lelah dan semakin menyesakkan dada
Bangsa gurun pun merangkai cerita, sambung-menyambung mengaliri jiwa

berkeluh kesah karena kepergiannya
Mencurah tetes-tetes kerinduan, yang tak bisa tidur karena cintanya

wahai Jundub, di mana dikau berada?
Kekasih pulang memotong pasir berpadang sendirian berkendara malam

temannya lima serigala semata
Tempat-tempat sunyi yang dia singgahi
menggenggam langkahnya tak rela ditinggali

Kekasih tiba, lalu berkata
wahai bumi, wahai pasir. Ambil aku, kafani aku, kurindu dikau jadi kuburku

Negaraku batinku, kekayaanku keyakinanku
jika tiba waktuku, makanan ku tak perlu

Dunia mengusir, aku terbang. Dengan kaki pelbagai negeri tak lebih persinggahan
Aku hidup sendirian. Sementara di pinggiran jutaan manusia bak serigala gelap nan hitam

Mereka limpahi aku harta. " Heh, apa urusanku, harta bukan keluh kesahku."
mereka bujuk aku, kuancam mereka

Mereka ancam aku dengan kematian, kubujuk mereka sampai mulutku berbusa
Mereka tunggangi aku, aku turun. Kutunggangi tekadku, mereka turunkan aku

Kutunggangi nafsu demi kebenaran. Apa bisa mereka?
Kematian kukejar, ia lari. Maut kuburu, ia mengantuk

Pasir-pasir meratapi keterasinganku, " Abu Dzar, jangan kau takut, jangan kau bersedih."
Aku tidak takut. Aku masih muda. Dan aku takkan mati sampai leherku tergorok

Aku telah berikrar kepada sahabat dan kekasihku
harapan-harapannya kan kujadikan pelajaran

Sedang mereka hendaki kemustahilan
mengimingi harta padaku, memamerkan Dina-Dinar memabukkan bagai anggur

Aku tak ingin harta, jiwaku telah kujaga
simpanlah kekayaanmu, kepalaku lebih keras darinya. Semuanya tak kuinginkan

Bebaskan saja langkahku. biarkan aku kelilingi bumi bagai matahari
sirami pohon-pohon taman dengan air mata

Berbisik-bisik pada bunga-bunga
di sanalah kemahku. Di sanalah tempatku

Biarlah angin jadi tembang dan instrumen laguku
sang kekasih pergi lagi

Suaranya menyayup-nyayup di atas debu
tekad-tekad lalu layu bagai kebanggaan yang surut

Tak kudengar lagi sirahnya
terbungkus malam-malam abad yang panjang

Kuncir-kuncir zuhudnya telah terurai
" Kekasih, di manakah pusakamu untuk dinikmati pecinta harta?"

Di mana kaulabuhkan hartamu, selendang yang lapuk oleh malam
Di mana kau tinggalkan tongkatmu? Di mana kau simpan perisaimu?
Label: 0 komentar | | edit post

Dapat Ilmu Baru...

Alhamdulillah... diawal bulan Agustus ini aku dalam keadaan sehat wal afiat... walau kelihatan cuaca agak tak bersahabat, panas dan angin lumayan kencang. Kalau hari gini biasanya flu gampang menyerang...yang penting jaga kesehatan, makan teratur, banyak minum air putih, banyak makan sayur dan buah-buahan (..makan buah klo masih ada lembaran di kantong...He3..)

Diawal bulan ini juga dapat tambahan pengetahuan baru...Karena tanggal 1-2 Agustus kemarin ikut pelatihan koperasi Syariah / BMT se- Bali, yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali dan Bank Muamalat .Meskipun aku belum pernah bergelut di koperasi sebelumnya, apalagi syariah...

Lumayanlah, walau diluar ekspetasi...karena nara sumber yang kompeten banyak yang berhalangan...harusnya nara sumbernya yang bergelut langsung di BMT atau praktisi koperasi syariah..jadi bisa langsung sharing tentang bmt..pas ke pokok masalah yang di hadapi temen2 dari koperasi...yang kebanyakan berharap mendapat pelatihan teknis...bukan paparan2 umum tentang bmt. Karena nara sumbernya banyak dari Bank Muamalat, termasuk dari Muamalat Pusat Jakarta...jadi kelihatannya temen2 agak sedikit kurang pas.

Tapi tak apalah, sedikit banyak mendapat tambahan ilmu baru...selain ilmu juga bisa bersilaturahmi dengan ihwan2 dari berbagai daerah se Bali, saling kenal..bagi pengalaman, dan itu juga tak kalah penting ...karena menjalin silaturahmi itu akan membuka pintu rejeki..

Ternyata gairah temen2 dari Singaraja, Karangasem, Amplapura, Giayar, Bedugul, Denpasar terhadap perekonomian umat sangat luar biasa...terutama ekonomi yang berbasis syariah.
Karena harapan kita memang sama...ingin menjalankan, meningkatkan dan memberdayakan umat melalui ekonomi syariah, yang jauh dari sistem riba.

" Sesungguhnya Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba..."
" Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman" QS Al Baqarah :278

Akhir kata...semoga harapan kita bersama membuat ekonomi syariah berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat, menjauhkan umat dari sistem riba yang dilarang oleh Allah, dan menjadikan masyarakat islam yang mandiri, yang mampu tegak berdiri di atas kaki sendiri bukan bersandar pada orang lain apalagi dengan pengamal sistem riba, menjadikan masyarakat menjadi terbiasa dengan tangan diatas, bukan dibawah...
Bukanlah menjadi harapan yang muluk2 apalagi hanya sekedar harapan tanpa kenyataan, tapi akan menjadi seperti air yang mengalir dari sungai2 kecil yang setelah berkumpul di muara ternyata menjadi kumpulan yang besar...yang mampu menggerakkan apasaja laksana air bah..

Semoga dengan niat lillahita'ala...Allah meridhoi usaha kita bersama...
Untuk para peserta pelatihan kemarin yang kebetulan angkatan pertama, tetap terjalin silaturohmi diantara kita...dan untuk Ust. Gunawan...di Singaraja,bisnis sengon yang kemarin ok juga lho..

Jimbaran, Agustus 2009
Label: 0 komentar | | edit post
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x