Andropause Turunkan Keperkasaan Pria

Penurunan kadar testoteron pada pria usia lanjut dapat menyebabkan andropause. Hal itu menyebabkan pelbagai perubahan seperti mudah letih, lesu, lemah, kaku pada otot, sendi dan tulang, mengalami osteoporosis, rambut rontok, kulit kering, gairah seksual menurun, penis mengecil, bahkan bisa terjadi impotensi dan masalah sirkulasi darah. Akibatnya timbul rasa cemas, kurang percaya diri, sulit tidur , mudah marah, yang beranjut dengan depresi.

TESTOTERON, hormon yang diproduksi di testis dan kelenjar adrenal berfungsi dalam pembentukan sperma dan bersama hormon pria lain merangsang pematangan organ seksual, menyebabkan pembesaran laring dan penebalan pita suara sehingga suara menjadi rendah.

Testoteron juga mempengaruhi aktivitas metabolisme dalam tubuh seperti sel darah, pembentukan massa tulang dan otot, metabolisme lipid, metabolisme karbohidrat, fungsi hati, perkembangan kelenjar prostat, dan pertumbuhan rambut.

Tak heran, berkurangnya hormon seiring pertambahan usia menyebebkan kondisi fisik merosot. Untungnya andropause terjadi perlahan-lahan dan mulainya sangat bervariasi. Ada yang mulai di usia 40-an, 50-an, 60-an, bahkan setelah 65 tahun.

Istilah lain dari andropause adalah partial androgen deficiency in ageing male (PADAM) atau male menopause.

Konsentrasi testoteron

Pada sekitar umur 20 tahun pria mempunyai konsentrasi terstoteron tinggi dalam darah, antara 800-1200 nanogram/desiliter. Konsentrasi ini dipertahankan sekitar 10-20 tahun. setelah itu menurun sekitar satu persen per tahun, dan pada tertoteron bebas terjadi penurunan 1,2 persen per tahun. Namun, hal ini tergantung dari pelbagai faktor.

Kebanyakan testoteron dalam darah diikat oleh protein, hanya dua persen yang berasimilasi dengan sel tubuh. Protein yang banyak mengikat testoteron adalah sex hormon binding globin (SHBG). Jumplah protein ini meningkat sesuai pertambahan usia. Menurunnya konsentrasi testoteron atau meningkatnya SHBG berakibat sama, yaitu berkurangnya keperkasaan pria.

Pada pria usia lanjut dengan hipogonadisme ( penurunan konsentrasi testoteron dalam darah) dan kekurangan hormon pertumbuhan, terapi pemberian hormon testoteron dan hormon pertumbuhan akan memperbaiki komposisi tubuh, meningkatkan kekuatan otot serta kualitas hidup. Pada gilirannya mengurangi angka kesakitan dan angka kematian.

Terapi hormon membuat pria menjadi lebih bergairah, libido meningkat, dan masalah yang berkaitan dengan kondisi fisik seperti produksi sel darah merah, metabolisme, kakuatan massa otot dan tulang secara perlahan dapat diatasi. Namun, terapi harus dilakukan oleh ahli, karena rumit dan mempunyai efek samping, sehingga harus dipantau rutin.

Cara pemberian testoteron dapat dilakukan dengan cara penyuntikan, krim/salep, implant, pil/kapsul serta semacam koyok.


sbr. kesehatan
Label: | edit post
0 Responses
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x