Satu Pelajaran Hidup

Habis mandi rasanya segar sekali, seperti pucuk-pucuk cemara yang dibilas titik air dari kabut di lereng gunung...menyegarkan.
lalu, ganti baju..menuju cermin...siip. Baru beranjak, Kudengar pintu pagar diketuk-ketuk orang, kulihat kebawah, ada dua wanita sedang mengetuk pintu pagar...dor..dor..suara besi pagar diketuk.

Aku menuju kebawah, ternyata dua orang SPG yang jaga konter di DSM kuta.
" Ada apa, kok tumben kesini?" tanyaku.
"Anu..ada perlu penting, pak" balasnya
Setelah masuk,lalu duduk.
"Ada masalah apa, kok sore2 berdua kesini?" tanyaku kembali.
" Begini, pak..."
Lalu mereka bercerita tentang kejadian yang mereka alami, tadi sore di konter. Kejadian yang tak mereka sangka-sangka, bahwa tadi sore ada beberapa penjaga konter cowok yang bermain kartu di konter, dan ternyata ada konsumen yang lihat dan dilaporkan ke pihak management.

Lalu mereka bersama teman-temannya kira2 ada 11 orang dipanggil ke kantor, dan ditanya tentang kejadian tadi, sebagai saksi. Mereka disuruh berkata jujur, apa adanya kalau memang tak terlibat tak ada sanksi.

Ternyata setelah membuat surat pernyataan, mereka semua baik yang terlibat maupun yang jadi saksi , mulai besok sudah tidak boleh masuk kerja. Status mereka dikembalikan ke pihak supplier. Mereka nampak down, merasa terpukul karena memang terjadi secara tiba-tiba, semalam mimpi pun tidak kalau besok mau dipecat.

" gimana ya ,pak. Aku kan masih pingin kerja?" katanya
"Pihak sana meyerahkan kebijakan ke supplier, tapi kita sudah tak boleh kerja disana lagi" tambahnya.

"Okelah..." kataku.
" Biar besok saja diselesaikan, karena sudah sore, kantor tutup" tambahku
Dan aku pun tak tahu, besok gimana. Mau di tempatkan dimana, semua konter sudah ada spgnya semua. Biarlah nanti urusan besok...pikirku.

Dan ini jadi satu lagi pelajaran bagiku, bahwa manusia memang hanya bisa berencana, mengangan-angan, tapi tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena memang hanya Allah yang punya kuasa untuk menentukan jalan hidup manusia, menentukan garis yang harus dilalui,
takdir yang harus dihadapi.

Kita hanya bisa melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan untuk hidup ini.
Maka hidup dalam batas-batas hari ini, melupakan hari kemarin yang telah lewat, tidak diresahkan oleh hari esok, karena hari esok seumpama musafir, hari kemarin laksana mayat, hari ini bagaikan bayi. Hari esok adalah milik orang yang melihatnya.

Semoga kejadian hari ini memberi manfaat bagiku, untuk menjalani kehidupanku yang aku sendiri tak tahu sampai kapan Allah memberiku kesempatan untuk menjalaninya.

Semoga Allah selalu melimpahkan hidayahnya kepadaku..kepada orang-orang yang kukasihi..kepada saudara-saudaraku pengikut nabi akhir jaman, Muhammad SAW. Amii..n!


jimbaran, 23 Juli 2009
Label: | edit post
0 Responses
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x