DO NOT DELAY



Ada yang datang, ada yang pergi, terkadang gelap lalu muncul terang, masa
selalu berganti, hari ini ada entah untuk esok hari. Tapi tak kulihat perubahan di wajah orang-orang ini, selain bertambahnya satu dua kerutan di lipatan kulit wajahnya.

Mereka masih bercumbu mesra dengan angan-angannya, dengan keinginan-keinginan yang sampai saat ini pun belum tahu sampai kapan akan bertemu.

Anak Adam memang begitu. Sebelum perutnya kenyang dengan tanah, ia akan terus mengejar fatamorgana itu. Walau harus merangkak mendaki gunung, menerjang badai angin tornado, atau menginjak bisa ular di tepi jalan yang penuh dengan duri. Mereka tak akan peduli, maju terus pantang mundur...katanya.

Waktu yang telah hilang tak akan terganti, masa silam tetaplah masa silam tak mungkin datang lagi, walau kau punya dolar dan dinar, waktu yang telah lewat tak akan terbeli.

Aku terbangun dari tidur ayam-ku, ketika selembar daun jatuh tepat di wajahku, kulihat sahabat karib-ku masih tertidur pulas dengan sesungging senyuman seakan sedang dicumbu sang bidadari. " Bidadari dari mana?" Gumamku.

Kucoba membuka mataku perlahan, tengok kanan kiri mungkin ada yang menarik hatiku. Kulihat langit malam masih bersahabat dengan bintang-bintang, membiarkan sang bintang menari dengan eloknya. Sedangkan rembulan setengah loyang sedang bersolek dengan genitnya, sinarnya menjadi pelita bagi sang kodok yang sedang bersuka cita walau sudah lama langit tak memberinya rinai air hujan.

Kuperhatikan wajah mereka berbinar ceria, tak kudapati rona wajah yang merana, bibir tipisnya selalu tersenyum tulus tanpa dibuat-buat, langkah kakinya tegap penuh semangat seakan hari ini adalah milik mereka, tak peduli hari esok punya siapa.

Ketika kutanya, sang kodok menjawab," Aku hidup sebatas haru ini, bukan untuk esok hari. Hari ini ada, belum tentu esok masih ada, karena hari esok adalah milik sang mentari."

Jangan menunda-nunda amal kebaikan hari ini, karena mentari tak akan menunggu sang musafir yang sedang santai dibawah pohon rindang, ketika ia terjaga ternyata rembulan malam sedang tersenyum sinis kepadanya, hari kemarin pun lewat tanpa makna.

sesungguhnya hari terdiri dari beberapa jam, dan tiap jam terdiri dari beberapa hempusan nafas, tiap nafas adalah sebuah kotak penyimpanan. Maka waspadalah atas berlalunya nafas tanpa apa-apa. Sehingga engkau pada hari kiamat melihat kotak simpananmu kosong, dan engkau menyesal.

Anak Adam pergi tanpa membawa apa-apa, kecuali amal kebaikan. Sedangkan harta yang tertinggal hanyalah milik mereka yang tinggal, itupun hanya sementara karena ia juga sedang menunggu waktu di jemput sang pemutus kenikmatan dunia. Apakah ia seorang Mickael Jackson, Mickael London, Panio, Paijo, Sukidi.... Apakah penyayi, Penyamun, Petani, Raja, Jendral....Hanyalah peserta yang menunggu giliran dapat tiket menemui malaikat penyabut nyawa, yang antri dengan tertib tanpa saling mendahului, karena pertemuan itu pasti terjadi.

Apakah amal mereka berat untuk ditimbang ataukah hanya segenggam debu jalanan yang terbang berhamburan seiring hembusan nafas perpisahan.

Jangan menunda-nunda kebaikan hari ini, karena hari esok hanyalah milik sang mentari.
Label: | edit post
0 Responses
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x